March 10

Akuntansi Pengantar: Membuat Laporan Keuangan

Haloo semuaa!:) Akuntansi menurutku mata kuliah yang paling ribet buat dicerna sama otakku. Wkwkw. Padahal aku anak akuntansi, tapi aku malah paling kesulitan di pelajaran akuntansi. Dulu aku nggak pernah kepikiran aku bakalan masuk jurusan akuntansi, dari awal masuk kuliah sampe sekarang tuh aku benci banget semua pelajaran yang ada embel-embel “akuntansi” nya di nama matakuliahnya. Wkwkwk. Tapi yaaa, sekarang udah menemukan kecintaan aku terhadap akuntansi kok. Pelan-pelan. Jadi curhat…

Anywaaay, kali ini aku mau berusaha merangkum beberapa bab mata kuliah Akuntansi Pengantar yang udah aku ambil pas semester 1 dulu.

PENDAHULUAN

Banyak orang awam yang mikirnya akuntansi tuh sekedar debet dan kredit aja (Aku salah satu orangnya dulu sebelum masuk Akuntansi UGM). Lalu debet ada di kiri dan kredit ada di kanan, dan kalau debet dan kredit tuh nggak sama, berarti ada kesalahan dalam pencatatannya dan harus mengulang kalkulasinya sampe balance. Hate to break it to you, walaupun hal yang disebutkan diatas itu bener, tetapi Accounting is so much more than that and way more complex.

Sebelum masuk ke istilah-istilah yang lebih terperinci, nih aku jabarin dulu apa sih akuntansi itu. Seperti yang aku bilang tadi, akuntansi tuh jauh lebih luas dari sekedar debet dan kredit. Seperti yang dikutip dalam Accounting Principles Board (1970), pengertian akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomik yang dimaksudkan agar berguna dalam pengambilan keputusan ekonomik – dalam mengambil pilihan-pilihan beralasan di antara pelbagai tindakan alternatif. Akuntansi meliputi beberapa cabang, misalnya, akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, dan akuntansi pemerintahan.

Akuntansi merupakan sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan (Warren dkk, 2005). Segala transaksi yang terjadi akibat kejadian ekonomi baik itu kecil atau besar dicatat dalam suatu jurnal akuntansi berdasarkan akun yang sesuai untuknya, akun-akun itu kemudian dikelompokkan dan dilaporkan dalam format standar menjadi laporan keuangan. Laporan keuangan inilah yang kemudian menjadi ringkasan performa perusahaan. Beberapa contoh keputusan ekonomik adalah sebagai berikut.

  1. Menerima atau menolak permintaan kredit (bagi bank atau lembaga keuangan lain yang sedang mempertimbangkan permintaan kredit dari nasabah atau calon nasabahnya).
  2. Melepas kembali atau mempertahankan saham (surat tanda pemilikan pada perseroan terbatas) yang sekarang dimilikinya.
  3. Mengeluarkan saham atau obligasi untuk menarik dana dari masyarakat.

Itulah mengapa dikatakan bahwa akuntansi adalah bahasa bisnis, karena kemampuannnya yang dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang dalam jumlah kekayaan, utang dan ekuitas satu bisnis dan hasil usahanya pada suatu waktu atau periode tertentu. Dengan informasi ini pembaca laporan keuangan tidak lagi perlu mengunjungi suatu perusahaan atau melakukan interview untuk mengetahui keadaan keuangannya, hasil usahanya maupun memprediksi masa depan perusahaan tersebut.

Nah itu dia gambaran awal tentang akuntansi. Yuk sekarang mulai membahas lebih mendalam. Siklus akuntansi adalah proses pengolahan data sejak terjadinya transaksi, kemudian transaksi ini memiliki bukti yang sah sebagai dasar terjadinya transaksi kemudian berdasarkan data atau bukti ini maka diinput ke proses pengolahan data sehingga menghasilkan output berupa informasi laporan keuangan pada suatu periode. Siklus akuntansi terdiri dari: transaksi → jurnal → buku besar → neraca saldo → jurnal penyusutan → nerca saldo setelah penyesuaian → work sheet → laporan keuangan  (laporan laba rugi, laporan perubaha modal dan neraca) → jurnal penutup → neraca saldo penutupan → jurnal pembalik. Wkwkw panjang yah ternyata siklus akuntansi tuh. Tenaang, aku disini akan mencoba agar hal yang kompleks ini dapat “terkesan” mudah. :-p

Pertama-tama, aku mau ngasih tau kalau akuntansi tuh ada rumusnya juga. Tapi tenang kok, rumus utama akuntansi ini nggak ribet kayak rumus buat nyari sin cos tan kok. Wkwkwk. Rumusnya adalah:

Aset=Utang+Modal

Gampang kan? Biar nggak lupa-lupa atau biar kita lebih gampang ngucapinnya, sebut aja rumus nya dengan suara mengaumnya macan. “AUMMM” wkwkwk. Nah, setelah itu, kita harus paham apasih arti dari istilah-istilah yang ada di rumus tersebut agar kita dapat mudah mengklasifikasi akun-akun yang lebih rinci.

  1. Aset (asset) merupakan kekayaan yang dimiliki oleh usaha kita. Asset bentuknya tidak mesti dalam uang, tetapi bisa juga asset tanah, asset inventory, dll. Pokokny asset tuh kekayaang yang memang dikelola dan dikontrol oleh usaha kita.
  2. Utang (liabilities) merupakan sesuatu yang wajib kita bayar nantinya.
  3. Modal (equity) itu setoran dari pemilik.

SALDO NORMAL

Di dalam akuntansi, kita harus memahami apa itu yang dimaksud dengan saldo normal. Kita harus pelajari saldo normal dari masing-masing akun, karena akuntansi itu lebih membutuhkan logika, bukan kemampuan matematika. Contohnya adalah: Saldo normal akun KAS adalah debet. Maka dari itu, logikanya jika kas bertambah maka berada di sisi debet pada jurnalnya. Sedangkan kalau kas berkurang maka berada di sisi kredit pada jurnalnya.

Nihh biar lebih gampang buat mengingat, aku kasih tabel.

Akun Bertambah Berkurang
Aktiva Debet Kredit
Utang Kredit Debet
Modal Kredit Debet
Pendapatan dan Penjualan Kredit Debet
Beban & Pembelian Debet Kredit

 

Di dalam akun-akun yang udah aku cantum di atas, ada akun spesifiknya lagi, nggak semua akun akan sama dengan akun utama nya, yang penting tuh logika kita harus terus berjalan. Kita hars selalu mencatat keuangan kita, sesuai kelompok peruntukannya. Dan saat kita hendak memindahkan peruntukan uang dari satu kelompok ke kelompok lain, maka kita harus mencatatnya di kedua kelompok peruntukan tersebut.

JURNAL UMUM DAN JURNAL KHUSUS

Setelah kalian memahami apa itu saldo normal, maka hal selanjutnya yang harus diperhatikan adalah cara mencatat transaksi di jurnal. Jurnal tuh apasih? Gampangnya, jurnal itu sebuah catatan harian mengenai semua transaksi usaha. Aku mau kasih beberapa contoh transaksi:

 

  • Transaksi 1 : 1 Maret 2016, Pemilik mendirikan perusahaan bernama CV. Larasati yang bergerak di bidang jasa service AC. Pemilik menggunakan uang pribadi sebesar Rp.  30.000.000 sebagai modal usaha.
  • Transaksi 2: 1 April 2016, CV. Larasati menyewa sebuah toko kecil sebagai bengkel. Biaya sewanya sebesar Rp. 8.000.000 selama 1 tahun dan dibayar Tunai.
  • Transaksi 3: 1 Mei 2016, untuk menambah keuangan, CV. Larasati meminjam uang dari Bank BNI sebesar Rp. 40.000.000 dengan bunga 20% per tahun. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo per tanggal 1 Mei 2017.

 

    1. Transaksi 4: 2 Mei 2016, CV. Larasati membeli peralatan untuk reparasi seperti Obeng, Multi tester, Osciloscop dan lain sebagainya dari Toko Cahaya Utama. Total pengeluaran sebesar Rp. 40.000.000 dan dibayar tunai.
    2. Transaksi 5: 4 Mei 2016, CV. Larasati membeli suku cadang komponen sebagai Persediaan dari Toko Cahaya Utama. Total pengeluaran sebesar Rp. 5.000.000 dan akan dibayar 15 Mei 2016.

 

  • Transaksi 6: 15 Mei 2016, CV. Larasati membayar hutang ke Toko Cahaya Utama sebesar Rp. 5.000.000 secara tunai.

 

Nah, yang diatas itu masih dalam bentuk oret-oretan. Sedangkan kalau mau membuat jurnal, kita harus menambahkan nama dan nomor akun yang sesuai. Kapan sih kita harus membuat jurnal? Jurnal harusnya ditulis/dicatat setiap terjadi transaksi. Atau setidaknya setiap hari. Perlu diketahui bahwa jurnal itu ada dua, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus itu terdiri dari:

  • Jurnal pengerluaran kas terjadi karena aktifitas pengeluaran kas tunai
  • Jurnal pembelian terjadi karena aktifitas pengeluaran kas kredit
  • Jurnal penerimanaan kas terjadi karena aktifita penerimaan kas tunai
  • Jurnal penjualan terjadi karena aktifitas penerimaan kas kredit

Untuk kegiatan selain usaha pokok perusahaan, akan dimasukkan ke jurnal umum.

Niih aku kasih contoh lagi yang sedikit lebih kompleks daripada contoh yang tadi udah aku kasih.

Contoh:

Sebuah perusahaan membeli komputer untuk peralatan kantor seharga 10 juta rupiah, uang muka sebesar 4 juta dan sisanya dibaya dengan wesel tanpa bunga. Transaksi ini akan dicatat dalam jurnal sebagai berikut:

  • Peralatan kantor (aktiva) bertambah sebesar Pr. 10.000.000 (debet)
  • Kas (aktiva) berkurang karena digunakan untuk membayar (kredit)
  • Wesel (utang) bertambah sebesar Rp. 6.000.000 (kredit)

Maka bentuk jurnalnya adalah sebagai berikut.

Peralatan kantor Rp. 10.000.000
Kas Rp. 4.000.000
Wesel Rp. 6.000.000

Kita udah tau kalau setiap akun memiliki nama nya sendiri, nahh selain nama, akun-akun yang tadi udah aku sebutin tuh juga punya nomor seperti yang di bawah ini.

Sisi kiri (Aset), akan memiliki akun:

  • 100 – Kas
  • 110 – Piutang
  • 120 – Persediaan suku cadang
  • 130 – Biaya sewa dibayar dimuka
  • 140 – Peralatan
  • 150 – Akumulasi Penyusutan Peralatan
  • 160 – Tanah
  • 170 – Aset Lain-lain

Sedangkan sisi kanan (Hutang dan Modal), akan memiliki akun:

H U T A N G

  • 200 – Hutang usaha
  • 210 – Hutang bunga
  • 220 – Hutang bank

M O D A L

  • 300 – Modal Sendiri
  • 301 – Prive

PENDAPATAN

  • 400 – Pendapatan jasa

BIAYA

  • 500 – Biaya perbaikan televisi
  • 510 – Biaya sewa
  • 520 – Biaya penyusutan peralatan
  • 530 – Biaya bunga


Pasti kamu sekarang kaget kenapa ujuk-ujuk ada pendapatan dan biaya. Padahal kan dirumusnya tadi cuma ada AUM. Memang ada tambahan pendapatan dan biaya. Tetapi kedunya hanyalah akun sementara dan merupakan bagian dari modal. Nah terus itu apasih yang dimaksud sama prive? Prive itu akun yang nunjukin berapa jumlah modal yang ditarik kembali oleh pemilik.  

BUKU BESAR

Setelah udah tau cara pencatatan di jurnal, maka kita akan belajar untuk posting isi jurnal ke dalam buku besar. Ha? Posting itu apa sih? Posting itu adalah memindahkan isi jurnal ke dalam buku besar. Lah kalau buku besar sendiri itu apa? Memasukan pencatatan ke dalam buku besar merupakan hal yang paling mudah. Anda hanya harus mengelompokkan transaksi di jurnal anda sesuai dengan akunnya. Buku besar sering juga disebut perkiraan, akun, item, pos, dan lain-lain. Buku ini adalah merupakan tempat menampung seluruh transaksi yang telah diklasifikasikan melalui jurnal. Buku besar itu sebenernya sama-sama catatan kayak jurnal, tapi ada beberapa perbedaan. Perbedaan-perbedaan adalah sebagai berikut.

  1. Jurnal dicatat tiap hari sedangkan buku besar secara periodik. Misalkan setiap bulan sekali.
  2. Saat mencatat ke dalam jurnal, kita menulis semua akun sesuai dengan urutan tanggal dan waktu transaksi pada satu tempat. Sedangkan pada buku besar, masing-masing akun akan kita pisahkan. Jadi, nanti akan ada buku besar kas, buku besar modal dsbg.

Cara mem-posting isi jurnal ke dalam buku besar.

  1. Buat sebuah tabel degan header: No, Tanggal, Penjelasan, Ref, Debet, Kredit, Saldo debet, dan Saldo kredit.
  2. Beri judul tabel dengan nama masing-masing nama akun yang kita gunakan. Ohiya, jangan lupa beri nomor akunnya ya!
  3. Selanjutnya, pindahkan transaksi dari jurnal ke dalam buku besar. Misalnya, kita mulai dari akun kas. Pindahkan semua transaksi akun kas ke dalam buku besar berjudul kas.
  4. Hitung besar saldo dari akun tersebut.
    1. Untuk nilai saldo tanggal pertama, cukup salin nilai yang ada pada kolom debet/kredit. Misal: nilai tanggal pertama adalah Rp. 30.000.000 dan berlabel Debet, maka tuliskan nilai ini pada kolom Saldo Debet.
    2. Untuk nilai Saldo tanggal kedua dihitung dengan cara; nilai Saldo tanggal pertama dikurang/ditambah nilai tanggal kedua yang ada pada kolom Debet/Kredit. Jika Debet bertemu Debet maka ditambah. Jika Kredit bertemu Kredit maka ditambah. Jika Debet bertemu Kredit maka dikurang.
    3. Dan seterusnya untuk tanggal-tanggal berikutnya.
  5. Lakukan hal yang sama untuk tiap-tiap akun.

NERACA SALDO

Sekarang udah tau caranya menyusun buku besar. Lalu apasih gunanya menyusun buku besar? Toh bukannya sama aja kayak jurnal? Yaa, betul juga sih isinya sama aja. Tapi dengan menyusun buku besar, kita dapat melihat pencatatan keuangan per akun.

Setelah mempelajari cara mindahin isi jurnal ke buku besar, kita akan belajar cara bikin sebuah neraca saldo. Neraca saldo itu sebenernya rangkuman dari buku besar. Jadi, neraca saldo itu adalah sebuah tabel yang berisi saldo terakhir dari tiap-tiap akun pada buku besar. Dengan membuat neraca saldo maka prusahaan dapat melakukan pengecekan terhadap kebenaran buku besar yang telah dibuat. Buku besar yang sudah dibuat dengan benar apabila dijadikan dasar penyusunan neraca saldo, maka jumlah total debet dan kredit akan menunjukkan jumlah saldo yang sama atau balance. Dengan demikian, saldo yang benar adalah neraca saldo yang jumlah total saldo debet dan kredit menunjukkan angka yang sama (dengan catatan tidak ada kecurangan-kecurangan). Manfaat lain dari neraca saldo adalah sebagai sumber dalam pembuatan kertas kerja atau neraca lajur yang kemudian akan menjadi dasar pembuatan laporan keuangan.

Buku besar kas di atas punya saldo akhir sebesar Rp6.600.000,00, maka dari saldo akhir inilah yang akan kita tulis di neraca saldo. Nggak hanya buku besar kas, tapi semua buku besar harus kita masukkan ke dalam neraca saldo.

Lalu, kapan sih kita buat neraca saldo? Neraca saldo ini kita buat kapan aja kita butuh. Ya tapi yang jelas harus ada pencatatan di buku besar terlebih dahulu. Karena kita posting Buku Besar sebulan sekali, sekalian aja buat Neraca Saldo juga sebulan sekali. Neraca Saldo ini dibutuhkan saat kita mau buat laporan keuangan, atau mau cek kondisi keuangan. Dengan membuat Neraca Saldo, kita bisa melihat, apakah pencatatan keuangan kita sudah benar. Kok bisa? Yup! Neraca Saldo harus memiliki hasil Debet dan Kredit yang seimbang! Jika ada perbedaan antara Debet dan Kredit, berarti ada yang salah pada saat proses pencatatan Jurnal atau mungkin saat posting Buku Besar.

Sekarang aku akan menjelaskan cara membuat neraca saldo. Yang pertama, kita tulis judul dari neraca saldo kita dengan menuliskan kapan kita membuat neraca saldo ini. Hal ini sangat penting. Misalkan kita tulis, neraca saldo per Desember 2016, maka artinya neraca saldo ini adalah kondisi saldo akun sampai bulan Desmber 2016. Kalau neraca saldo dibuat di buan Mei, berarti ditulis neraca saldo per Mei 2016. Pokoknya mencantumkan tanggal sesuai dengan waktu pembuatan neraca saldo tersebut.

Nahh, terus perlu diingat bahwa jika saldo akhir pada buku besar memiliki label debet, maka tulis di neraca saldo pada kolom debet. Begitu juga apabila saldo terakhir berlabel kredit. Dan note penting satunya lagi adalah antara debet dan kredit harus memiliki saldo yang sama! Kalau beda, berarti ada yang salah dan harus mengecek ulang letak kesalahannya.

JURNAL PENYESUAIAN

Jurnal penyesuaian merupakan sejenis jurnal atau catatan. Maka dari itu, cara penulisannya sama. Tetapi context nya lah yang berbeda. Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat pada akhir periode untuk menyesuaikan saldo-saldo perkiraan (akun) agar menunjukkan keadaan sebenarnya sebelum penyusunan laporan keuangan. Tujuan pembuatan jurnal penyesuaian adalah:

  1. Agar pada akhir periode akun riil yaitu harta, kewajiban dan modal menunjukkan keadaan yang sebenarnya;
  2. Agar akun-akun nominal, yaitu akun pendapatan dan beban dapat diakui dalam suatu periode dan menunjukkan keadaan yang sebenarnya.

Jurnal penyesuaian dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan. Jadi, biasa nya jurnal ini dibuat saat kita ingin tutup buku. Tutup buku apasih maksudnya? Tutup buku berarti akhir dari siklus akuntansi. Jadi, setelah semua transaksi selama Januari sampai dengan Desember sudah dicatat dan diposting ke buku besar, maka kita harus membuat jurnal penyesuaian agar laporan keuangan kita akurat.

Ada beberapa hal yang harus dibuatkan jurnal penyesuaian. Hal tersebut dicantumkan pada tabel berikut ini, beserta akun jurnal penyesuaiannya.

Jenis Akun Jurnal Penyesuaian
Perlengkapan Beban Perlengkapan

           Perlengkapan

Beban sewa / iklan / gaji / asuransi dibayar di muka → sebagai harta Beban Asuransi

           Asuransi dibayar di muka

Beban sewa / iklan / gaji / asuransi dibayar di muka → sebagai beban Asuransi dibayar di muka

           Beban asuransi

Pendapatan diterima di muka, dicatat sebagai utang Sewa diterima di muka

           Pendapatan sewa

Pendapatan diterima di muka, dicatat sebagai pendapatan Pendapatan sewa

           Sewa diterima di muka

Pendapatan yang harus diterima Piutang bunga

           Pendapatan bunga

Beban yang masih yang harus dibayar Beban gaji

           Utang gaji

Penyusutan aktiva tetap Beban penyusutan

           Akumulasi penyusutan

Piutang tak tertagih Beban kerugian piutang

           Cadangan kerrugian piutang

Persediaan barang dagang jika menggunakan pendekatan ikhtisar laba rugi Ikhtisar R/L

           Persediaan awal barang dagang

Persediaan akhir barang dagang

           Ikhtisar R/L

Persediaan barang dagang jika menggunakan pendekatan harga pokok penjualan (HPP) HPP

           Persediaan awal barang dagang

           Pembelian

           Beban angkut pembelian

Persediaan akhir barang dagang

Retur pembelian

Potongan pembelian

           Ikhtisar R/L

 

Contoh jurnal penyesuaian

Akun asuransi dibayar di muka tersisa Rp500.00,00 dari Pr1.200.000,00. Akun dicatat sebagai beban. Tentukan jurnal penyesuaiannya.

Jawab

Jika dicatat sebagai beban, maka dalam penyesuaian, beban sewa, asuransi diletakkan di kredit dengan menuliskan sisanya.

Asuransi dibayar di muka Rp500.000,00
Biaya asuransi Rp500.000,00

Jika dicatat sebagai harta, maka dalam penyesuaian:

Biaya asuransi Rp700.000,00
Asuransi di bayar di muka Rp700.000,00

Sebelum membuat jurnal penutup, kita hari update dulu buku besar setelah sebelumnya kita membuat jurnal penyesuaian. Ngapain hari update buku besar sih? Di dalam jurnal penyesuaian kita melakukan transaksi yang mengubah nilai dari akun-akun kita. Kalau nilai akun ada yang berubah, maka buku besar harus ada yang berubah jugaa.

Laporan keuangan merupakan sarana mengkomunikasikan informasi keuangan utama kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarah perusahan yang dikuantifikasikan dalam nilai moneter. Laporan keuangan itu terdiri dari :

  • Laporan Laba Rugi
  • Laporan Perbuahan Ekuitas/Modal
  • Neraca
  • Arus Kas
  • Catatan Atas Laporan Keuangan

LAPORAN LABA RUGI

Laporan laba rugi adalah laporan yang berisi apakah usaha kita itu rugi atau untung. Tata cara pengisian lajur laba-rugi adalah dengan memindahkan seluruh akun-akun pendapatan dan beban dari neraca saldo setelah penyesuaian. Lakukanlah secara urut dari akun yang posisinya terletak di paling atas, seterusnya ke akun-akun di bawahnya. Runtut kerja seperti ini akan mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pemindahan ke lajur dan sisi yang tepat. Nih langkah-langkah pembuatan laba rugi:

  1. Tulis nama perusahaannya.
  2. Tulis judulnya “Laporan Laba Rugi”
  3. Tulis periodenya.
  4. Tuliskan semua akun yang masuk ke dalam akun pendapatan dan besar nilainya.
  5. Tuliskan semua akun yang masuk dalam akun biaya lalu totalkan.
  6. Tulis laba bersih yang berisi total nilai pendapatan dikurangi total nilai biaya.

Cara mendapatkan besarnya nilai akun-akun adalah dari buku besarnya, lalu lihat nilai saldo terakhir masing-masing akun dan tulis di laporan.

LAPORAN PERUBAHAN MODAL

Laporan perubahan modal itu berguna untuk nunjukkin berapa jumlah modal kita sekarang, setelah satu tahun periode keuangan. Berikut adalah cara membuat laporan perubahan modal.

  1. Pertama, cari besar Modal Awal. Coba cek di Buku Besar Modal.
  2. Trus, cari besar Laba atau Rugi.
  3. Cari besar Prive. Cek di Buku Besar Prive
  4. Selanjutnya, cari hasil Laba dikurangi Prive.
  5. Dan terakhir, jumlahkan Modal Awal dengan Laba tersisa setelah dikurangi Prive, dapat tuh Modal Akhir.
  6. Selesai deh..

JURNAL PENUTUP

Jurnal Penutup adalah ayat jurnal yang dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menutup rekening-rekening nominal/sementara. Seperti pada prosedur penyesuaian, prosedur penutupan buku dilakukan pada akhir periode akuntansi. Berikut tahap-tahap membuat Jurnal Penutup.

  1. Kita tutup Account Pendapatan dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.
  2. Kita tutup Account Biaya dengan memindahkanya ke Account Ikhtisar Rugi/Laba.
  3. Kita tutup Account Ikhtisar Rugi/Laba dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.
  4. Kita tutup Account Prive dengan memindahkan ke account Modal Sendiri.
  5. Selesai..

Berikut adalah prosedur dan jurnal penutup yang harus dibuat sesuai dengan prosedur.

Prosedur Jurnal Penutup
Menutup akun pendapatan Pendapatan

            Ikhtisar R/L

Menutup akun pendapatan Penjualan

            Ikhtisar R/L

Menutup akun beban Ikhtisar R/L

            Beban …

Menutup akun pembelian Ikhtisar R/L

            Pembelian

Menutup akun modal jika laba Ikhtisar R/L

            Modal

Menutup akun modal jika rugi Modal

            Ikhtisar R/L

Menutup akun prive Modal

            Prive

 

Source:

AB, Muhammad Doddy. (2013). Menguasai IPS Sistem Kebut Semalam Edisi 6 Revisi. Depok: Pustaka Gema Media.

Simbolon, Harry Andrian. (2011). Belajar Akuntansi Yuk, [Online]. Tersedia: https://akuntansiterapan.com/2011/04/04/belajar-akuntansi-yuk/. [04 Maret 2017]

Sodikin, Slamet Sugiri dan Riyono, Bogat Agus. (2014). Akuntansi Pengantar I Edisi Kesembilan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Unknown. (2016). Cara Orang Awam Belajar Dasar Akuntansi, [Online]. Tersedia: https://berandasenyum.wordpress.com/about/. [04 Maret 2017]


Copyright 2021. All rights reserved.

Posted March 10, 2017 by dinda.embun.l in category "Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published.